BOGOR, Ruangbogor.id – Anggota DPRD Jawa Barat KH Cecep Gogom memberikan pandangannya terkait politik kepada puluhan ribu mahasiswa/i Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman Islamic Boarding School Parung Bogor dalam Seminar Nasional yang bertema Politik Indentitas Nasionalisme dan Agama bersama Wakil Ketua MPR RI Dr. Muh Hidayat Nur Wahid , pada Selasa (7/11/23).
Anggota DPRD Jawa Barat dari Partai Gerinda tersebut mengatakan politik identitas merupakan gerakan politik yang menjadikan perbedaan dan persamaan sebagai langkah politik, sehingga dengan garis persamaan dan perbedaan tersebut akan menimbulkan keterlibatan sebagian individu yang dinilai sama.
Anggota DPRD Jawa Barat yang berlatar seorang pengajar dan kiyai ini menyebutkan, pengetahuan Politik sejak dini merupakan langkah tepat bagi generasi yang akan datang, namun H Cecep Gogom juga berpesan kepada peserta yang hadir dalam Seminar Nasional ini untuk berpegang teguh kepada Nasionalisme dan keimanan dalam beragama.
Informasi yang dihimpun lembaga Pendidikan al-Ashriyyah Nurul Iman sendiri diambil dari Bahasa Arab, al-Ashriyyah artinya modern. Dengan tujuan kedepannya pondok pesantren ini diharapkan mampu menjadi pusat pembinaan pendidikan agama dan pengetahuan umum secara terpadu dan modern. Nurul Iman berasal dari dua kata nuur dan al-iman yang artinya cahaya keimanan. Dengan harapan seluruh santri yang belajar di sini akan menjadi para ulama (ilmuwan) yang memiliki kecakapan pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang kredibel dan dalam keterpaduannya selalu tak lepas dari keimanan sebagai cahaya yang menjadi asas kehidupannya.
Kemudian, mulailah Beliau membangun sebuah Pondok Pesantren. Pada mulanya para santri menetap di asrama belakang rumah Beliau, rumah itu adalah hibah dari Bapak Gembong. Dengan semakin bertambahnya santri dari waktu ke waktu, tepatnya pada tanggal 16 Juni 1998 Abah (Al ‘Alim Al ‘Alamah Al Arif Billah Sayyiduna Syekh Al Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim), beserta istri Umi Waheeda binti Abdul Rahman (Pimpinan Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School) merintis pembangunan dengan mendirikan kobong bambu (asrama pertama) yang hanya berukuran 3×4 m (tiga kali empat meter).
Kini Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding berdiri diatas lahan 17 hekatar dengan jumlah siswa/i SMP sampai perguruan tinggi mencapai 17 ribu orang.