Ruangbogor.id – Anggota MPR RI, H. Ecky Awal Mucharam, kembali menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dihadapan para tokoh masyarakat, guru dan juga kader Partai Keadilan Sejahtera di Aula Utama Kantor PKS Kota Bogor, beberapa waktu yang lalu.
Ecky mengajak tokoh masyarakat dan para kader untuk selalu taat pada konstitusi dan juga perlu menyiapkan serta mendampingi generasi penerus bangsa untuk memahami betul konstitusi Negara kita.
‘’Konstitusi yang kita miliki yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) Tahun 1945 merupakan hasil konsensus bersama. Karena itu, UUD NKRI Tahun 1945 wajib menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini perlu kita pahami dan wariskan terus kepada generasi muda agar siap mengambil alih estafet kepemimpinan di negeri ini’’ ujar Ecky.
Dalam paparannya Ecky mengingatkan peserta akan peluang dan tantangan kemajuan tekonologi Informasi (IT) saat ini terutama bagi generasi muda yang sangat dekat dengan IT ini, “ditengah-tengah kemajauan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat sekarang ini hal ini tidak hanya menjadi sebuah keuntungan dan peluang tapi sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita sebagai bangsa yang besar terutama dalam menyiapkan generasi muda bangsa yang kuat dan mandiri dalam menyongsong Indonesia Emas ditahun 2045 nanti terutama agar generasi muda bangsa tidak mengalami kemunduran pemahaman konsep bernegara dan semangat patriotisme serta nasionalisme, maka untuk memastikan agar konsep bernegara itu dipahami dengan benar, salah satunya dilakukan lewat sosialisasi 4 pilar.
Kemajuan IT ini berpengaruh terhadap globalisasi yang mesti dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kata Ecky, bangsa ini harus semakin bijak bersikap dan bertindak di tengah gempuran budaya asing yang kian leluasa masuk di era keterbukaan yang menjadi tantangan eksternal kita sebagai bangsa.
Selain tantangan luar dari dampak kemajuan IT ada juga tantangan internal, jelas Ecky, salah satu diantaranya seperti fanatisme kesukuan. Sementara para pendiri bangsa ini telah berjuang dengan segenap jiwa raga untuk mempersatukan Indonesia.
Untuk itu, perbedaan suku, bahasa hingga warna kulit bahkan agama seharusnya menjadi satu keistimewaan keberagaman yang dimiliki negeri ini.
Bhineka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa Indonesia telah menjelaskan, kita berbeda namun satu. Karena perbedaan yang ada di tengah masyarakat bukan untuk dibeda-bedakan, tetapi merupakan keberagaman yang memperkuat persatuan.
“Maka menjadi tugas kita bersama utamanya orang tua, guru dan tokoh masyarakat termasuk entitas politik untuk memberi teladan selain memberikan pemahaman pada generasi muda tentang implementasi persatuan dalam keberagaman,’’ katanya.
Keadaan itu, tegas Ecky, menjadi alarm bagi semua kita bahwa arus globalisasi tidak bisa dibendung.
‘’Mengikuti arusnya boleh-boleh saja, namun kita tidak boleh kehilangan jati diri bangsa. Karenanya, meninggikan semangat untuk mencintai Indonesia berikut keberagamannya dan bersemangat mempromosikannya harus juga menjadi bagian dari semangat membangun negeri ini,’’ tandasnya.