Bandung, Ruangbogor.id – Anggota DPRD Jawa Barat H. Permadi Dalung menyatakan bakal mendorong program-program infrastruktur ke Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Hal ini didasari atas data dari laporan ikhtisar hasil pengawasan yang disampaikan Perwakilan BPKP Jawa Barat semester I tahun 2024 meliputi hasil pengawasan yang bersifat assurance dan consulting mengacu pada kebijakan dan strategi pengawasan dalam Agenda Prioritas Pengawasan (APP) BPKP, serta jalur penerbangan baru Kertajati – Singapura oleh Scoot Airlines yang baru dilaunching Sabtu kemarin 28 September 2024.
“Provinsi Jawa Barat itu dengan adanya Kertajati, apalagi sekarang sudah dimulai bisa ada penerbangan ke Singapura, yang harus dibenahi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu infrastrukturnya, jalannya, jangan sampai jalan-jalan yang jadi macet, orang mau datang ke bandara juga susah, ketinggalan pesawat dan lainnya sebagainya,” kata Permadi saat dihubungi awak media, Selasa (01/10/2024).
“Jadi harus peka, Pemerintah daerah harus peka, bagaimana caranya supaya orang itu nyaman, masyarakat itu nyaman untuk mau berangkat ke bandara, tidak terhambat oleh kemacetan itulah PR Pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat untuk supaya bisa masyarakat pengguna bandara nanti lebih nyaman lagi,” sambungnya.
“Bukan hanya untuk pengguna bandara, termasuk untuk pengguna jalan, akses jalan yang memang harus dibenahi, jalan-jalan misalkan yang memang crowded harus dicarikan solusinya untuk supaya bisa lancar,” kata Permadi.
Politisi PAN ini menargetkan, dalam 1 atau 2 bulan kedepan dirinya bersama DPRD Jawa Barat bakal meninjau langsung BIJB Kertajati.
“Tujuannya supaya memang pemerintah daerah juga bisa lebih peka lagi menangani masalah infrastruktur yang memang diperlukan oleh masyarakat, maka DPRD Jabar bakal melakukan fungsi pengawasannya terlebih dahulu,” tandas Permadi.
Selain itu, data dari BPKP Jawa Barat juga melakukan pengawasan terhadap infrastruktur Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Hasilnya, Bandara Kertajati mengalami penurunan penumpang dan barang selama kurun waktu 5 tahun terakhir.
