Ruangbogor.id – Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dan diikuti para dinas terkait menghadiri kunjungan kerja (Kunker) Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ke Kebun Raya Bogor (KRB), Rabu (7/2/2024).
Kunker DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno tersebut, diterima langsung Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko di Gedung Graha Samida.
Selain itu, kunker DPR RI juga dihadiri oleh pihak PLN dan bidang ESDM Provinsi Jawa Barat.
Pada kesempatan memberikan pemaparan, Bima Arya menyampaikan bahwa Kebun Raya Bogor merupakan identitas dari Kota Bogor.
Dalam menjaga dan mengembangkan KRB, ada berbagai tantangan yang tidak mudah dan perlu langkah yang komprehensif untuk betul-betul menjalankan fungsi konservasi dan mengembangkan riset di samping keberadaan potensi wisata yang sangat dahsyat dan luar biasa. Pasalnya, Kebun Raya Bogor memiliki letak istimewa bersebelahan dengan Istana Kepresidenan Bogor.
“Karena itu, tantangan ke depan tetap sama, pengelolaan Kebun Raya Bogor ini harus bersama-sama dengan pemkot dan pemerintah pusat membangun konsep yang terintegrasi tadi,” katanya.
Yang membedakan Kebun Raya Bogor dengan kebun raya lainnya adalah kepedulian masyarakat tentang apa yang diyakini terkait apa-apa yang ada di dalam Kebun Raya Bogor serta sentuhan-sentuhan untuk mengembangkan riset serta fungsi edukasi.
Bima Arya juga menyebut bahwa ada beberapa contoh yang harus dijadikan perhatian dan masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama.
Dalam kesempatan ini, dia juga menyampaikan progres penataan pusat Kota Bogor yang juga bertujuan menjaga KRB tetap alami.
Saat ini Pemkot Bogor sedang melakukan pengembangan Plaza Bogor dan sekitarnya karena keberadaan pasar di pusat kota sudah tak lagi relevan.
“Karena itu ini akan kita bongkar bulan depan. Di situ ada perjalanan panjang dan sebagainya, setelah selesai kita akan membangun Bogor Plaza yang baru dan memindahkan pasar tradisionalnya, tetapi harus terintegrasi dengan Kebun Raya Bogor,” katanya.
Penataan Plaza Bogor ini, juga tertuang dalam Peraturan daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor yang juga sudah disetujui dan disahkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor.
Dalam upaya menata tata ruang di pusat kota, ini tidak terlepas juga dari keberadaan Kebun Raya Bogor sebagai tempat kunjungan wisata seringkali menimbulkan titik kemacetan hingga Tugu Kujang karena adanya kendaraan parkir badan jalan dan naik turun pengunjung dari kendaraan di badan jalan.
“(Titik kemacetan) tadinya Jembatan Otista karena ada bottlenecking di situ, tapi setelah jembatan kita lebarkan sekarang penumpukan utamanya itu di depan pintu utama KRB. Makanya itu kita merencanakan akan membangun sky bridge dari Bogor Plaza yang baru melintas ke KRB,” katanya.
Sehingga lanjut Bima Arya, ke depan KRB akan terintegrasi dengan China Town di Suryakencana dengan disediakannya lokasi parkir di belakang Plaza Bogor
“Tahapannya sudah berjalan, saya kira dalam dua tiga minggu akan beauty contest, setelah itu Bogor Plaza akan dibongkar dan dibangun dan saat bersamaan kita juga memulai tahapan membangun tempat parkir di belakang,” katanya.
Dengan begitu kemacetan di pusat kota akan terurai dan menjadikan Kebun Raya Bogor, Istana Kepresidenan Bogor dan sekelilingnya menjadi dunia yang indah.
“Visi utamanya adalah Kebun Raya Bogor bisa tetap alami dengan desain tata kota Bogor ke depan,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan bahwa kondisi Kebun Raya Bogor dengan udara yang sejuk menjadi momentum yang selalu menyenangkan saat beraktifitas di Kebun Raya Bogor.
“Kebun Raya Bogor ini selain sarana rekreasi edukasi, tetapi juga yang paling penting kita mencari sumber udara bersih di tengah – tengah keramaian tingginya emisi karbon yang ada di seluruh wilayah Jabodetabek dan Indonesia lainnya. disinilah tempatnya. Di sini menyenangkan sekali,” katanya.
Dalam pengelolaan dan pengembangannya, Eddy menyampaikan bahwa sebagai sarana edukasi, terutama dari segi program dan tumbuhan serta keanekaragaman. Kebun Raya Bogor masih melestarikan dan menjaga tumbuhan yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun yang juga terus dikembangkan spesiesnya.
“Sehingga edukasi yang diberikan oleh teman-teman pengelola Kebun Raya Bogor ini sangat baik, sehingga ini menjadi salah satu rekreasi keluarga yang didambakan karena mendapat edukasi sekaligus rekreasi dengan tempat yang nyaman di tempat yang ada udara bersih yaitu KRB,” ujarnya.
Sehingga apa yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Bogor ini perlu dilestarikan dan dijaga.
Di lokasi yang sama Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyampaikan selamat datang dam ucapan terima kasih atas Kunker dari Komisi VII DPR RI.
Handoko menjelaskan, KRB dalam menjalankan fungsi utamanya adalah terus melakukan riset dan konservasi dengan juga berbasis konservasi spesies.
Selanjutnya KRB juga memiliki fungsi untuk lingkungan hidup dan memberikan edukasi dan yang terakhir adalah sebagai fungsi wisata yang dikemas dalam eduwisata yang dikelola oleh mitra operator PT MNR.
“Alhamdulillah saat ini bisa lebih baik. Jadi Insya Allah ini dan ke depan jauh lebih baik dari yang dulu,” katanya.
Sehingga seluruh fungsi KRB ini bisa dijalankan dengan baik, termasuk riset dan konservasi serta eduwisata yang bagus.