Dalam kasus ini, diketahui ada empat tersangka saat ini. Salah satu tersangkanya adalah Irjen Ferdy Sambo yang merupakan atasan Brigjen Yoshua.
Brigadir J tewas pada Jumat (8/7) sore lalu di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kematian Brigadir J awalnya disebut sebagai insiden tembak menembak. Namun faktanya, tak ada insiden tembak menembak dalam kasus kematian Brigadir J.
Tim khusus Polri telah menetapkan 4 orang tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo. Sambo diduga menjadi mastermind pembunuhan Brigadir J.
Selain itu, dua ajudan dan seorang sopir turut menjadi tersangka dalam kasus ini. Mereka ialah Bharada Richard Eliezer (RE), Brigadir Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma’ruf (KM).
Kemudian ada tiga tersangka lainnya yang merupakan rekan Yoshua yakni sama-sama menjadi anak buah Irjen Sambo. Tiga tersangka lainnya adalah Bharada Richard Eliezer, Brigadir Ricky Rizal, dan satu orang sipil yang merupakan sopir bernama Kuat Ma’ruf.
Adapun aktor utama dalam kasus ini adalah Irjen Sambo menyuruh untuk melakukan dan menskenariokan pembunuhan itu. Sedangkan yang menembak Yoshua adalah Richard Eliezer.
Berikut peran tersangka yang diungkap Kabareskrim Komjen Agus Andrianto:
1. Peran Bharada RE adalah telah melakukan penembakan terhadap korban yakni Brigadir J.
2. Peran Bripka RR adalah turut membantu dan menyaksikan insiden penembakan korban.
3. Tersangka KM adalah juga turut dalam membantu dan menyaksikan penembakan terhadap korban.
4. Peran Irjen Ferdy Sambo adalah telah menyuruh melakukan dan menskenario kejadian-kejadian dalam kasus tersebut seolah-olah terjadi peristiwa tembak-menembak.
Keempatnya disangkakan Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.
Sejumlah kejanggalan di kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J perlahan mulai terkuak. Brigadir Ricky Rizal Wibowo atau Brigadir R yang sempat mengaku sembunyi di balik kulkas, ternyata tahu persis rencana pembunuhan Brigadir J.
Brigadir R Ngaku di Balik Kulkas
Komnas HAM yang dilibatkan dalam mengusut kasus ini telah meminta keterangan kepada sejumlah ajudan Ferdy Sambo. Berdasarkan keterangan dari Komnas HAM, Brigadir Ricky turut berada di lokasi kejadian saat Brigadir J tewas.
Setidaknya ada lima orang yang ada di TKP saat Brigadir J tewas. Selain Brigadir J dan Bharada E, disebutkan ada Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bripka Ricky (ajudan), dan S (asisten rumah tangga).
Saat dimintai keterangan awal oleh Komnas HAM, Brigadir Ricky mengaku menyaksikan aksi baku tembak Brigadir J dan Bhadara E. Tetapi dia tidak tahu persis siapa yang sedang baku tembak dengan Yoshua.
Dalam pengakuannya itu, Ricky mendengar istri Ferdy Sambo teriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Bharada E. Ricky yang saat itu berada satu lantai dengan istri Sambo, berlari menuju ruang utama lokasi istri Sambo berteriak.
Brigadir Ricky kemudian mengaku melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga, namun tidak melihat siapa sosok yang dibidik Brigadir J. Saat Brigadir J melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky langsung bersembunyi di balik kulkas.
“Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E (dan Yoshua),” jelas Ketua Komnas HAM Taufan Damanik saat menceritakan ulang pengakuan Ricky.